Kamis, 28 Maret 2013 - 0 komentar

Pengertian Profesi dan Profesionalisme

PROFESI

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”, yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.

Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi, keran profesi memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya, berikut aadalah karateristik profesi secara umum:

a)    Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis : Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik

b)    Asosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.


c)    Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi

d)    Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.

e)    Pelatihan institusional : Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.


f)     Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

g)    Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.


h)   Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Menurut UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN), Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Kode etik :

·         Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
·         Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
·         Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
·         Untuk meningkatkan mutu profesi.
·         Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
·         Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
·         Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
·         Menentukan baku standarnya sendiri.

i)     Mengatur Diri : Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi

j)     Layanan publik dan altruisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat

k)    Status dan imbalan yang tinggi : Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.


Prinsip Etika Profesi :

·         Tanggung jawab
·         Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya
·         Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
·         Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
·         Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan profesinya.


PROFESIONALISME

Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap profesinya. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional, usaha terus-menerus untuk mengembangkan kemampuan profesional, dst. 

Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.

Profesionalisme berasal dan kata profesional yang mempunyai makna yaitu berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan seseorang yang professional (Longman, 1987).

 “Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. 

Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan –serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).



SUMBER :

http://ekonurzhafar.wordpress.com/2012/03/05/pengertian-profesi-dan-profesionalisme/
http://bismillah-go.blogspot.com/2012/09/pengertian-profesi-profesionalisme-dan.html
>> Baca Selengkapnya
- 0 komentar

Paham-Paham Etika


1.    Paham Evolusi

Evolusi adalah merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya membuka gulungan atau membuka lapisan. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris evolution yang berarti perkembangan secara bertahap.

Paham ini berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini selalu (secara berangsur-angsur) mengalami perubahan yaitu berkembang menuju kea rah kesempurnaan. Dengan mengadopsi teori Darwin (ingat konsep selection of nature, struggle for life, dan survival for the fittest) Alexander mengungkapkan bahwa nilai moral harus selalu berkompetisi dengan nilai yang lainnya, bahkan dengan segala yang ada di ala mini, dan nilai moral yang bertahanlah (tetap) yang dikatakan dengan baik, dan nilai-nilai yang tidak bertahan (kalah dengan perjuangan antar nilai) dipandang sebagai buruk.

A.   Pengertian Evolusi Berdasarkan Ilmu Sejarah

Evolusi adalah perkembangan ekonomi, sosial dan politik tanpa adanya paksaan dari waktu ke waktu secara sedikit demi sedikit dan dalam jangka waktu yang lama.

B.   Pengertian Evolusi Menurut Ilmu IPA / Ilmu Pengetahuan Alam

Evolusi adalah perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke betuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu yang sangat lama. Contoh dari binatang atau hewan kera menjadi manusia, ikan menjadi reptil, dan lain sebagainya.





·         Jenis-Jenis dan Macam-Macam Evolusi di Alam

a)    Evolusi Kosmik

Evolusi kosmik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan abiotik atau lingkungan tidak hidup / tak hidup.

b)    Evolusi Organik / Organis

Evolusi organik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan biotik pada mahluk hidup dari generasi ke generasi.

2.    Paham Utilitarianisme 

Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.

Paham utilitarianisme merupakan paham yang berpegang pada kaidah dasar bahwa sesuatu dikatakan baik atau benar, bukan karena sesuatu itu dinyatakan baik oleh Tuhan atau masyarakat; sesuatu dinyatakan baik kalau sesuatu yang dimaksud itu mempunyai nilai utility (nilai guna bagi kebaikan manusia). Menurut paham ini, ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan itu, apakah memberi manfaat  atau tidak, dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan, kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.

Contoh paham utilitarianisme : seseorang yang ingin melakukan suatu pekerjaan yang memiliki maanfaat sehingga menghasilkan keuntungan dan nilai guna bagi kebaikan setiap orang.

3.    Paham Vitalisme

Vitalisme adalah pandangan bahwa makhluk hidup berbeda dengan benda material mati yang lain karena memiliki suatu zat yang membuat makhluk itu hidup. Pandangan ini bertentangan dengan materialisme mekanistis. Zat yang berada pada makhluk hidup ini bukanlah benda fisik. Mereka bisa berupa energi yang memberi menjadikan mereka benda hidup. Menurut kaum Vitalis hanya dari sudut fisik dan kimia tidak bisa menjelaskan fungsi hidup.

Pada fungsinya yang sederhana bisa berupa suatu cairan atau suatu roh. Yang lebih canggih muncul dalam bentuk roh vital menjadi substansi yang memasuki tubuh atau ada pembedaan khas di antara makhluk hidup. Prinsip ini juga bisa merujuk pada Chi/ki, prana. Ki, orgone dari Wilhelm Reich, Animal magnetisme dari Mesmer. Atau Elan vital dalam filsafat Bergson. Penjelasan aristoteles mengenai fenomena biologis seringkali dipikirkan sebagai vitalistik, walau masih problematik. Galen seorang anatomis berpendapat spirit vital diperlukan dalam hidup.

Nicolas Lemery (1645-1715) seorang kimiawan prancis pada tahun 1675 membedakan klasifikasi hewan, tumbuhan dan mineral. Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) menjadikan satu klasifikasi hewan dan tumbuhan. Tapi masih memakai klasifikasi original.

Awal abad ke-16 dipercaya ada perbedaan antara pembentuk organis dan anorganis, sebuah substansi yang harus diketahui. Johan Jakob Berzelius (1779-1848) tahun 1815 menyatakan organis berbeda dari anorganis, susunan organis terbuat dari pengaruh elan vital sehingga tidak mampu dibuat secara artificial. Pembedaan ini berkhir 1812 ketika kimiawan Friedrich Wohler (1800-1882) menisintesiskan campuran organik urea dari inorganik murni ammonium cyanate.

Dalam istilah filsafat daya hidup yang ada mungkin ada dalam bentuk entelechies di dalam benda hidup yang menjadi sebab pertumbuhan dan perkembangan (Seperti menurut Hans Driesch) atau seperti daya hidup umum seperti elan vital dalam pemikiran Henri Bergson, yang menolak vitalisme yang mempostulasikan entelechies individual.

Contoh aliran vitalisme :

Orang-orang yang mempercayai doktrin vitalisme ini adalah orang-orang yang mempercayai adanya prana (dalam tradisi India atau therapeutic touch) atau chi beserta chi kung (dalam tradisi Cina) atau reiki (dalam tradisi Jepang). Orang-orang yang mempercayai adanya kekuatan atau energi tertentu dalam setiap tubuh makhluk hidup beranggapan bahwa kehidupan dimulai atau diawali dari kombinasi zat yang sangat kompleks. Dengan demikian, doktrin vitalisme ini bertolak belakang dengan doktrin materialisme mekanistik yang mengatakan bahwa alam semesta (jagat raya) ini hanya berawal dan terdiri dari satu zat, yakni zat fisikal, empiris, atau materi. Artinya, jagat raya ini hanya berawal dan terdiri dari zat yang dapat dilihat dan dirasakan secara fisik, melalui indera manusia. Nama lain dari doktrin materialisme mekanistik adalah fisikalisme. Dengan demikian, doktrin fisikalisme menolak berbagai hal yang berkaitan dengan paranormal dan supranatural. Doktrin fisikalisme tidak mempercayai adanya zat-zat atau kekuatan atau energi atau makhluk halus yang tidak memiliki wujud fisik. Doktrin ini menentang adanya dunia roh atau spiritualisme.

4.    Paham Idealisme

Idealisme atau dalam bahasa Inggris disebut Idealism, yang kadang juga disamakan dengan mentalisme atau imaterialisme. Istilah ini pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibniz pada mula awal abad ke- 18. Leibniz memakai dan menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, secara bertolak belakang dengan materialisme Epikuros. Idealisme ini merupakan kunci masuk ke hakikat realitas.
Pandangan beberapa filsuf mengenai Idealisme. Idealisme adalah ilmu filsafat yg menganggap pikiran atau cita-cita sbg satu-satunya hal yg benar yg dapat dicamkan dan dipahami

Dari perkembangan pemikiran idealisme dapat disimpulkan pengertian idealisme, yaitu : Adanya suatu teori bahwa alam semesta beserta isinya adalah suatu penjelmaan pikiran. Untuk menyatakan eksistensi realitas, tergantung pada suatu pikiran dan aktivitas-aktivitas pikiran. Realitas dijelaskan berkenaan dengan gejala-gejala psikis seperti pikiran-pikiran, diri, roh, ide-ide, pikiran mutlak, dan lain sebagainya dan bukan berkenaan dengan materi. Seluruh realitas sangat bersifat mental (spiritual, psikis). Materi dalam bentuk fisik tidak ada. Hanya ada aktivitas berjenis pikiran dan isi pikiran yang ada. dunia eksternal tidak bersifat fisik

5.    Paham Eksistensialisme

Pengertian Eksistensialisme Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memiliki misi mengangkat derajat kemanusiaan dan menegaskan kapasitas manusia yang berpusat pada individu karena manusia memiliki akal, kebebasan, kehendak dan alternatif sehingga tidak membutuhkan Sang Pengarah. Konsep ini tergolong dalam sederet orientasi pemikiran yang sangat kontras dan tidak punya pijakan filosofis yang jelas. Karena ketidak-jelasan dan kegalauan tersebut, makanya paham ekstensialisme tidak mendapatkan tempat dalam deretan tatanan teologi dan pemikiran.

6.    Paham Marxisme

Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis. Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial.

Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan pahamkomunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar dari marxisme.

7.    Paham Komunis

Paham Komunisme adalah sebuah ideologi. Penganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.

Paham komunisme adalah paham yang merupakan sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis yang merupakan produk masyarakat liberal. Berkembangnya paham individualisme liberalisme di barat berakibat munculnya masyarakat kapitalis menurut paham komunisme, mengakibatkan penderitaan rakyat. Komunsime muncul sebenarnya sebagai reaksi penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Berolak belakang dengan individualism kapitalisme, paham komunisme yang dicetuskan melalui pemikiran Karl Marx memandang bahwa hakikat kebabasan dan hak individu itu tidak ada.  Paham komunisme dalam memandang hakikat hubungan Negara dengan agama meletakkan pada pandangan filosofisnya yaitu materialisme diakletis dan materialisme historis. Hakikat kenyataan tertinggi menurut komunsime adalah materi.

8.    Paham Eudaemonismeberhubu

Aristoteles (384-322), dalam bukunya yang berjudul “Nicomachean Ethics,” mencetuskan apa yang disebut sebagai etika “eudaemonisme” rasional (dari Yunani “eudaemon” yang berarti bahagia) Cetusan etika “eudaemonisme” Aristotelian tampak dalam pembukaan buku “Nicomachean ethics.” Dalam pembukaan buku tersebut, Aristoteles mengatakan bahwa segala aktivitas hidup manusia terarah kepada kebaikan. Kebaikan yang dikejar itulah yang disebut kebahagiaan. Kebahagiaan merupakan cetusan yang paling sempurna, ideal dan rasional dari aktivitas tindakan manusia. Namun, apa yang disebut sebagai kebahagiaan menurut Aristoteles, bukanlah sesuatu yang sudah selesai, rampung dan tuntas. Kebahagiaan harus disamakan dengan aktivitas, yaitu aktivitas mencari kebahagiaan. Dengan demikian, etika “eudaemonisme” Aristotelian adalah etika yang berhubungan dengan rasionalitas manusia. ngan dengan rasionalitas manusia.

Prinsip pokok faham ini adalah kebahagiaan bagi diri sendiri dan kebahagiaan bagi orang lain. Menurut Aristoteles, untuk mencapai eudaemonia ini diperlukan 4 hal yaitu: (1) kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan dan kekuasaan, (2) kemauan, (3) perbuatan baik, dan (4) pengetahuan batiniah.

9.    Aliran Pragmatisme

Pragmatisme berasal dari bahasa yunani pragma berarti perbuatan (action) atau tindakan (practise). Isme berarti ajaran, aliran, paham. Dengan demikian, pragmatisme berarti ajaran/aliran/paham yang menekankan bahwa pemikiran itu mengikuti tindakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pragmatisme berarti kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai suatu ajaran (paham/doktrin/gagasan/pernyataan/dsb) bergantung pada penerapannya bagi kepentingan manusia. Sedangkan pragmatis berarti bersifat praktis dan berguna bagi umum, bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan), mengenai/bersangkutan dengan nilai-nilai praktis. Karena itu, pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran ajaran adalah faedah atau manfaat. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh pragmatisme benar jika membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori itu benar jika berfungsi. Jadi, pragmatisme dapat dikategorikan ke dalam pembahasan mengenai teori kebenaran. 

10. Aliran Positivisme

Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa filsafat bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai suatu realita. Ini berarti, apa yang disebut sebagai positif bertentangan dengan apa yang hanya ada di dalam angan-angan (impian), atau terdiri dari apa yang hanya merupakan konstruksi atas kreasi kemampuan untuk berpikir dari akal manusia. Dapat disimpulkan pengertian positivisme secara terminologis berarti merupakan suatu paham yang dalam ‘pencapaian kebenaran’-nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-benar terjadi. Segala hal diluar itu, sama sekali tidak dikaji dalam positivisme.

11. Aliran Naturalisme

Naturalisme merupakan paham yang menganggap dunia empiris ini merupakan keseluruhan realita. Adanya alam tidak membutuhkan adanya bantuan dari luar. Semua kejadian di alam, tidak membutuhkan berada dalam satu siklus yang terus berjalan, hal inilah yang lebih mirip dengan pengertian deisme. Sehingga naturalisme ini tidak membutuhkan kehadiran pihak lain untuk memahami alam.

Secara umum istilah ini memuat pengertian dasar sebagai sikap pandang atau tindakan yang timbul didasarkan kepada hasrat dan naluri alamiah.  Yakni, suatu sikap pandang atau tindakan yang mengikat diri dengan setia kepada hal-hal yang bersifat natural maupun yang realistik.  Istilah naturalisme dalam pengertian ini lebih banyak terkait dengan situasi ruhani pada abad pencerahan atau abad ke-19, dimana penemuan-penemuan dibidang ilmu pengetahuan alam telah menyadarkan manusia akan arti pentingnya eksistensi alam semesta.


SUMBER :
http://arrowsofcriticism.blogspot.com/2010/02/vitalisme.html
http://alwafaalmuttaqiin.blogspot.com/2012/01/paham-idealisme.html
http://asruldinazis.wordpress.com/2009/01/04/idealisme/
http://sosiohistoryedi.blogspot.com/2012/05/pengertian-eksistensialisme.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Marxisme
http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2117284-pengertian-komunisme/
http://aaanbee.blogspot.com/2011/05/paham-komunisme-menurut-karl-marx_15.html
http://leqoen.blogspot.com/2011/02/paham-eudaemonisme.html
http://erna-peena.blogspot.com/2011/02/paham-eudaemonisme.html
http://dakwahkampus.com/component/content/article/1-pemikiran/868-pragmatisme-jalan-pintas-menuju-kehancuran-bagian-i.html
http://aishkhuw.blogspot.com/2009/11/sejarah-positivisme.html
http://hendriyanto-hcl.blogspot.com/2011/06/naturalisme.html

>> Baca Selengkapnya